Jika kamu berniat menginvestasikan uang kamu dalam bentuk emas atau mempunyai simpanan uang dalam bentuk Dolar, kini ada pilihan menyimpan aset tersebut ke dalam bentuk aset kripto.
Emas dalam bentuk aset kripto tidak disimpan dalam bentuk fisik, tetapi secara digital dalam bentuk token yang mempunyai nilai sama dengan emas dalam bentuk fisik. Begitu pula berbeda ketika kamu menyimpan tabungan dalam bentuk Dolar di bank yang mempunyai bunga jika disimpan dalam periode tertentu, aset kripto tidak memiliki bunga karena kamu menyimpan di dompet milik sendiri.
Kenali sebelum melakukan investasi
Apapun bentuknya, kita harus kenal dalam bentuk apa investasi tersebut. Untung-ruginya, apa resikonya, karena apapun bentuk investasi mempunyai resiko. Intinya kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan!
Instan, cepat dan aman, itulah alasan PayPal banyak digunakan sebagai salah satu metode pembayaran oleh website ecommerce, toko online, aplikasi atau jasa freelance. Sayangnya, semua transaksi yang dilakukan di Indonesia harus menggunakan Rupiah dan PayPal tidak mendukung mata uang Rupiah.
Lantas, bisakah PayPal digunakan sebagai metode pembayaran di Indonesia? Tentu saja bisa, mata uang untuk transaksi tetap menggunakan Rupiah, hanya saja ada perhitungan konversi dari Rupiah ke Dolar saat menggunakan metode pembayaran dengan PayPal.
Berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan PayPal dalam transaksi pembayaran, termasuk perhitungan konversi dari Rupiah ke Dolar, agar tidak rugi saat melakukan transaksi jual/beli:
Nilai tukar realtime (realtime exchange rates), untuk mendapatkan nilai tukar mata uang dengan akurat. Kita akan menggunakan API dari openexchangerates.org
Konversi mata uang dikenakan biaya 3.5% dari nominal yang dikonversi. Sebenarnya aplikasi yang melakukan konversi mata uang, pembayaran PayPal tetap menggunakan Dolar, hanya saja ketika kita menarik uang dari PayPal ke Bank di Indonesia dikenakan biaya konversi 3.5%. Informasi bisa dilihat di User Agreement PayPal
Paypal mengenakan biaya sampai dengan 4.4% dari nominal transaksi ditambah biaya tetap (fixed fee) $0.3. Informasi bisa dilihat dari laman seller fee PayPal
Mendapatkan Nilai Tukar Secara Realtime
Ada banyak penyedia API (Application Programming Interface) untuk mendapatkan nilai tukar atau exchange rates, kali ini kita akan menggunakan API dari openexchangerates.org. Silahkan kunjungi https://openexchangerates.org, kemudian lakukan pendaftaran dan dapatkan APP ID untuk memanggil API nilai tukar dari openexchangerates.org.
Setelah mendapatkan APP ID, berikut adalah kode untuk mendapatkan nilai tukar:
Variabel $output yang didapatkan dari hasil pemanggilan API dalam bentuk string yang berisikan data JSON. Selanjutnya aplikasi mengubah data tersebut ke dalam object PHP dengan men-decode data tersebut:
$exchange = json_decode($output);
Dari proses decode JSON tersebut, untuk mendapatkan nilai tukar Rupiah diambil dari variabel $exchange->rates->IDR.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa ada biaya 3.5% dari nominal yang dikonversi. Untuk menghitung nilai tukar ditambah dengan biaya konversi adalah sebagai berikut:
Tetapkan harga ke dalam variabel $price, kemudian lakukan perhitungan harga dalam USD, biaya PayPal sampai dengan 4.4% + $0.3 dan total dari transaksi.
Dari semua proses yang telah dilalui, berikut adalah kode lengkap menghitung nilai konversi harga dari Rupiah ke Dollar jika menggunakan PayPal sebagai metode pembayaran:
Dapat dijalankan di 70+ board dari berbagai merek, Armbian berpengalaman 5 tahun sebagai Sistem Operasi Linux untuk ARM yang dijalankan di Komputer Single-Board (Single-Board Computer / SBC). Jika kamu sedang mengerjakan proyek IoT, pengembangan perangkat embedded, mobile atau single-board, Armbian bisa menjadi pilihan yang tepat.
Berbasiskan Debian membuat Armbian cocok digunakan untuk kebutuhan server. Selain itu, dengan mengusung dekstop XFCE yang ringan, Armbian bisa dijadikan sistem operasi untuk desktop. Pasang minimal Debian / Ubuntu dan biarkan bekerja sebagai server, atau sambungkan board ke monitor atau modul lcd display, dengan tampilan ringan tapi elegan desktop XFCE cocok untuk kebutuhan komputer desktop.
Unduh Armbian
Kunjungi https://www.armbian.com/download/, pilih board yang akan menjalankan Armbian dan tentukan image Linux yang diinginkan, Debian atau Ubuntu dan CLI atau desktop.
Siapkan SD Card
Pastikan kamu memilih SD Card yang bagus, handal dan cepat. Sistem operasi Armbian akan berjalan stabil ketika performa tulis dan baca (write and read) dari SD Card tersebut bagus. Berikut adalah beberapa rekomendasi SD Card:
Samsung 16 GB up to 48MB/s EVO Class 10 Micro SDHC
Transcend 16 GB MicroSDHC Class 10 UHS-I Memory card
SanDisk Extreme PRO 16GB UHS-I/U3 Micro SDHC
Lakukan flash image OS yang telah diunduh sebelumnya menggunakan Etcher, aplikasi bisa diunduh melalui link https://etcher.io/.
Jalankan Board
Masukkan SD card ke dalam slot dan nyalakan board. Boot pertama memakan waktu sampai dengan 30 detik tergantung dari SD card dan kecepatan board.
Sambungkan tampilan melalui HDMI, serial console atau SSH, masukkan password root 1234. Ganti password bawaan tersebut dan buat pengguna biasa dengan akses sudo.
Siap!
Tergantung dari image yang diunduh, kamu akan masuk ke desktop XFCE atau CLI. Update paket-paket Debian dengan perintah:
sudo apt-get update
sudo apt-get upgrade
Untuk konfigurasi board, gunakan utilitas armbian-config:
Beberapa waktu lalu dalam tweet saya mempertanyakan begitu banyak koin dan token kripto, apakah semuanya dipakai?
Sama seperti tahun-tahun lalu di mana aplikasi smartphone sedang booming, semua orang memaksakan aplikasi masuk ke dalam layar kecil handphone. Apakah aplikasi-aplikasi sebanyak itu di App Store atau Play Store berguna?
Membangun kota virtual terdesentralisasi di MegaCryptoPolis, membeli kucing kripto di CryptoKitties atau posting pesan ke sosial media berbasis blockchain di Peepeth. Semua aplikasi tersebut adalah aplikasi terdesentralisasi (decentralised applications disingkat dApps).
Berbeda dengan aplikasi yang terpusat (centralised applications), aplikasi terdesentralisasi tersimpan di blockchain dan dijalankan di dalam jaringan peer-to-peer. Selama ada sebuah node menyimpan salinan blockchain, aplikasi dapat mengelola basis data yang tersimpan di dalamnya. Salah satu blockchain yang dapat diakses publik dan banyak dikenal adalah Ethereum.
Untuk menjalankan dApps Ethereum dibutuhkan Browser yang dapat mengakses node blockchain Ethereum, salah satunya adalah MetaMask, plugin Web Browser (Firefox atau Chrome) sebagai penghubung ke node Ethereum. Dengan MetaMask, kita dapat menjalankan dApps Ethereum menggunakan Browser yang sudah familiar digunakan sehari-hari, tanpa harus menjalankan sebuah node Ethereum secara penuh.
Instalasi
Kunjungi website https://metamask.io/ dan unduh sesuai browser yang dinginkan seperti Firefox atau Chrome. Atau gunakan langsung fitur Crypto Wallet di Brave.
Update 4 Maret 2020: Browser Brave terbaru memiliki fitur Crypto Wallet
Membuat Akun
Icon MetaMask akan muncul di sebelah kanan atas Browser (di samping address bar) dan klik untuk menggunakan MetaMask.
Ketika pertama kali menggunakan, kamu harus membuat akun di MetaMask.
Masukkan password baru. Jika sebelumnya pernah membuat akun di MetaMask, klik “Import Existing DEN” untuk memasukkan 12 kata untuk menggunakan akun lama tersebut.
Simpan 12 kata tersebut di tempat yang aman, catat di buku atau di backup di disk eksternal. Akun ini akan menyimpan Ether (uang kripto), jika hilang maka kamu tidak bisa menggunakan akun yang telah dibuat di MetaMask beserta kehilangan Ether di dalamnya.
Ketika semua sudah selesai, akun kamu sudah siap dan kamu memiliki alamat Ethereum untuk menerima dan mengirim Ether.
Kirim Ether ke Akun MetaMask
Setiap transaksi yang dilakukan di blockchain Ethereum membutuhkan biaya beberapa Ether. Meski ada transaksi yang dilakukan oleh aplikasi secara gratis, tetapi untuk menyimpan data ke blockchain dibutuhkan biaya yang dikenal dengan GAS, GAS ini lah yang untuk membayar miner melakukan tugasnya di jaringan blockchain.
Kamu bisa membeli Ethereum dengan Rupiah secara instan menggunakan Luno, atau jual beli Ethereum di exchange lokal seperti Indodax dan Coinone.
Kirim Ethereum yang telah dibeli ke alamat Ethereum MetaMask. Alamat Ethereum di MetaMask dapat dilihat dari menu Akun “Show QR Code”, salin atau scan alamat tersebut.
Setelah kamu memiliki sejumlah Ether, kini saatnya kamu membangun kota virtual terdesentralisasi di MegaCryptoPolis, membeli kucing kripto di CryptoKitties atau posting pesan ke sosial media berbasis blockchain di Peepeth. Ada ribuan dApps dan terus muncul dApp baru dari hari ke hari, kamu dapat mencari aplikasi terdesentralisasi menarik di sini: https://www.stateofthedapps.com/
Sama seperti web, orang lebih mengenal World Wide Web / WWW (biasanya disingkat hanya Web) ketimbang Basis Data atau Database, padahal situs-situs web besar seperti Google atau Amazon berjalan dengan didukung oleh underlying technology yang dikenal dengan sistem database.
Begitu pula Kripto, baik itu mata uang kripto (cryptocurrencies), asset kripto (cryptoassets), koin atau token; teknologi yang mendasari itu adalah Blockchain. Kamu kenal Bitcoin, Ethereum, Ripple, Litecoin, dan banyak lagi; underlying technology (teknologi yang mendasari) mereka semua dapat berjalan didukung oleh blockchain.
Dapat saya katakan, orang lebih mengenal kripto karena untung-untungan ekonomi, sedangkan blockchain adalah itung-itungan komputasi. Kamu punya opini beda?
Have you planned to buy new smart TV? I think you might stop your planning and build your own. You could turn your HDMI-enabled TV into a great Android powered smart TV. Yes, spend only $19 on Pine A64+ 1GB model or $29 on Pine A64+ 2GB model, it’d be your next DIY project right? ?
A couple of months, I played with single board computer named Pine64. It is not only a computer, it is a super affordable 64-bit high performance expandable single board computer (SBC). The world’s first 64-bit expandable Quad Core 1.2Ghz supercomputer, tablet, media center, and more.
Intel Indonesia menyelenggarakan Konferensi Retail di mana teknologi dan solusi dipertemukan oleh permintaan pasar ritel yang pesat. Transformasi digital membuat para peritel butuh untuk mempelajari kemampuan baru, merangkul teknologi baru, dan mengambil resiko besar. Acara yang telah diselenggarakan pada tanggal 15 November 2016 di Pullman Jakarta Central Park diikuti oleh pelaku industri ritel, partner Intel, system integrator, dan end user.
Dalam acara tersebut, beberapa keynote disampaikan oleh Rajnish Maini dan Kim Cheol dari Intel, Roy Mande dari Aprindo (Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia), dan beberapa Partner Intel. Dalam keynotenya, Rajnish Maini dan Kim Cheol dari Intel menyampaikan tentang solusi Internet of Things (IoT) dari Intel untuk menghadapai berbagai permasalahan dan tantangan retail. Sedangkan perwakilan Aprindo menyampaikan kondisi retail yang ada di Indonesia.