Sehabis bangun tidur, smartphone yang pertama kali dilihat anak. Di meja makan, jemari anak masih saja asyik memainkan gadget. Berangkat sekolah atau sambil menunggu angkutan umum, mata anak tidak lepas dari layar smartphone, bahkan sampai menjelang tidur. Tidak sadarkah bahwa itu adalah prilaku konsumtif?
“Mengapa anak-anak zaman dulu, ketika diberi tahu orangtua lebih menurut dari pada anak zaman sekarang?”
Begitulah pertanyaan yang diajukan pembicara kepada peserta Smart Parents Class yang diadakan oleh Smart Parents Titian Insan Cemerlang pada hari minggu kemarin.
Sekarang adalah “Era Instan”, semua serba instan. Ketika dahulu orangtua harus berusaha keras dalam melakukan sesuatu; katakanlah bersekolah dengan jarak tempuh sangat jauh dan harus berjalan kaki, kini semua dilakukan dengan mudahnya dengan kendaraan. Tidak menghargai proses, itulah yang kebanyakan terjadi pada anak zaman sekarang.
Kembali ke belakang, saya pertama kali mencoba melakukan pengaplikasian teknologi 4G pada tahun 2005 di perusahaan lama, dan sekarang-sekarang inilah teknologi itu banyak dipakai (secara massive –red). Sekarang Jepang dan negara-negara maju sudah mulai melakukan uji coba teknologi 5G.
Aku mencoba menjabarkan pengalamanku selama bekerja di bidang IT ketika ditanya teknologi apa yang akan terjadi 20 tahun ke depan. Semua ada proses, teknologi yang terjadi sekarang adalah proses pengembangan yang telah dilakukan jauh-jauh hari.
Ketika dikaitkan dengan prilaku anak dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, mereka sebenarnya melakukan konsumsi produk teknologi. Chatting, update status di sosial media, streaming video dan aktifitas lainnya, ke semua itu adalah prilaku mengkonsumsi produk-produk teknologi. Bayangkan jika prilaku tersebut dilakukan secara berlebihan, konsumerisme menjangkit anak-anak di negeri ini.
Ketika anak dilahirkan untuk zamannya, pentingnya orangtua memiliki visi yang jelas dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya, sehingga tidak terjebak pada pesatnya kemajuan teknologi.
Dari semua materi yang disampaikan pada Acara Smart Parents Class kemarin, penekanan utama terletak pada pentingnya menjadi orangtua visioner. “Anak-anak visioner terbentuk dari orangtua-orangtua visioner”.
Pictures from:
The game is on @SmartParentsTIC let's talk about #OrangtuaVisioner pic.twitter.com/m69P7DIjgh
— Smart Parents TIC (@smartparentsTIC) June 14, 2015
Smart Parents Class: Steps how to be a Visoner Parents #OrangtuaVisioner Dr Tcahyo Suprajogo Motivator Orang Sukses pic.twitter.com/slNh8SXcI5
— Smart Parents TIC (@smartparentsTIC) June 14, 2015